Stratifikasi sosial
dapat muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam
masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur,
fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki fisik yang kuat dapat melindungi orang
yang lemah, dan orang yang pandai dan bijaksana akan dijadikan pemimpin dalam
masyarakat. Dengan demikian, akan terbentuk lapisan masyarakat berdasarkan
kemampuan tertentu.
Indonesia merupakan
bangsa yang memiliki karakteristik masyarakat yang majemuk. Kemajemukan
tersebut yang menghasilkan adanya stratifikasi sosial atau pengelompokan suatu
masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu secara vertikal. Stratifikasi
sosial sebenarnya sudah ada sejak jaman Indonesia di jajah oleh Belanda dan
Jepang. Koloni mengelompokkan masyarakat Indonesia ke dalam golongan-golongan
tertentu sesuai dengan rasnya. Akan tetapi di jaman sekarang, stratifikasi
sosial tidak lagi dikelompokkan berdasarkan ras.
Stratifikasi sosial di
Indonesia lebih mengarahkan penggolongan suatu masyarakat yang dinilai dari
segi status sosialnya seperti jabatan, kekayaan, pendidikan atau sistem feodal
pada masyarakat Aceh dan kasta pada masyarakat Bali. Sedangkan ras, suku, klan,
budaya, agama termasuk ke dalam penggolongan secara horizontal.
stratifikasi sosial
kerap dilakukan tanpa pertimbangan kemanusiaan dan rasa keadilan. Dalam
stratifikasi tertutup, seseorang dibagi tinggi rendah kastanya hanya
berdasarkan keturunan, bukan atas prestasinya. Sementara dalam stratifikasi
terbuka, masing-masing individu dipaksa untuk berkompetisi, namun tidak dalam
ruang kompetisi yang sehat. Stratifikasi sosial tidak perlu ada karena hanya
akan memicu kesenjangan dan kecemburuan sosial, serta tidak memegang prinsip
keadilan dan kesamarataan antar sesama manusia.
Stratifikasi sosial ini
sebenarnya suatu permasalahan yang terjadi di masyarakat yang menimbulkan
kecemburuan sosial, yang akhirnya menimbulkan keresahan pada masyarakat itu
sendiri pasalnya bagi kalangan bawah, mereka akan merasa dikucilkan oleh
orang-orang kalangan atas yang memiliki materi/harta kekayaan yang melimpah. Stratifikasi sosial
sangat tidak manusiawi karena seseorang diukur hanya karena pekerjaan, kekayaan,
dan pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar